Jakarta, Konspirata.com – Korea Utara mengecam serangan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam pernyataan resmi yang disiarkan media pemerintah, Senin (23/6/2025), Pyongyang menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan keamanan nasional Iran.
“Amerika Serikat dan Israel adalah penyulut utama ketegangan di Timur Tengah,” tegas Kementerian Luar Negeri Korea Utara, menuding Barat mendukung agresi dan ekspansi wilayah oleh Yerusalem.
Dalam pernyataan yang dibacakan juru bicara anonim dan disiarkan oleh Kantor Berita KCNA, Korea Utara menyebut serangan itu sebagai bentuk penindasan brutal terhadap integritas teritorial Iran. Pyongyang pun menyerukan agar dunia internasional bersatu mengecam langkah konfrontatif dari AS dan Israel.
Iran dan Korea Utara diketahui menjalin hubungan erat selama beberapa dekade, termasuk dugaan kerja sama militer dalam pengembangan rudal balistik.
Sebuah panel ahli PBB yang kini sudah dibubarkan sempat melaporkan pada 2021 bahwa kedua negara kembali melanjutkan kolaborasi di bidang rudal jarak jauh, termasuk pertukaran komponen penting.
Ankit Panda, analis dari Carnegie Endowment for International Peace, menilai bahwa Korea Utara mungkin bisa membantu Iran membangun kembali fasilitas produksinya yang hancur, bahkan di lokasi baru yang lebih sulit diawasi.
Namun, ia juga menambahkan bahwa kerja sama yang lebih mendalam di bidang senjata nuklir masih diragukan. Alasannya? Pyongyang kemungkinan enggan membagikan desain senjata sensitif yang, jika ditemukan oleh AS di Iran, bisa membahayakan sistem pertahanan mereka sendiri.
Meski begitu, Korea Utara memiliki pengalaman mendalam dalam pembuatan persenjataan dan bisa saja memberikan dukungan teknis, terutama dalam aspek non-nuklir seperti bahan peledak konvensional.
Dalam perkembangan lain, Pyongyang juga dilaporkan meningkatkan bantuan militernya ke Rusia, sekutu dekat Iran, termasuk mengirim rudal balistik dan ribuan tentara untuk mendukung perang di Ukraina, menurut sejumlah sumber intelijen dari AS dan Ukraina.
Leave a Reply